Mesir Pra Islam
Pendahuluan
Mesir Kuno adalah peradaban yang tumbuh subur
dari hulu Sungai Nil sampai wilayah deltanya di Laut Tengah.Sungai Nil adalah
sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer.Sungai Nil bersumber
dari mata air di dataran tinggi Pegunungan Kilimanjaro di Afrika Timur.Ada
empat Negara yang dilewati sungai Nil yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia dan Mesir.
Peradaban Mesir Kuno bertahan lebih dari 3000 tahun sehingga peradaban Mesir
Kuno disebut sebagai peradaban kuno terlama di dunia, sekitar tahun 3300 SM
sampai 30 SM.
Oleh karena hujan musiman di Afrika, setiap
tahun aliran Sungai Nil membanjiri tepi sungai. Menurut mitos, air sungai yang
mengalir terus tersebut adalah air mata Dewi Isis yang selalu sibuk menangis
dan menyusuri sungai Nil untuk mencari jenazah puteranya yang gugur dalam
pertempuran. Ketika luapan air menyusut, tanah tersebut menjadi subur karena
humus yang dibawa oleh aliran sungai.Sama seperti di Mesopotamia, daratan
sungai Nil juga membutuhkan pengelolaan yang cermat.Efek peristiwa alami ini
memungkinkan orang Mesir Kuno mengembangkan suatu perekonomian yang berdasar pada hasil pertanian.
Ketika para petani telah mempunyai surplus
pangan dan waktu luang barulah mereka membangun kebudayaan; perdagangan,
administrasi, seni, arsitektur, dan lain-lain.Sungai Nil juga digunakan sebagai
jalan raya air untuk transportasi.
Ada beberapa faktor alam lain yang menjadikan
Mesir sebagai peradaban besar. Kebanyakan daerah Mesir beriklim tropis, ini
dapat dilihat dari lamanya matahari bersinar. Mesir memiliki musim panas lebih
lama dari musim dingin, dengan sekitar 12 jam sinar matahari per hari pada
musim panas, dan sekitar 10 jam sinar matahari per hari pada musim dingin.
Mesir pra-Islam
A. Periode
Dinasti Awal
Periode Dinasti Awal adalah puncak dari evolusi
berlangsung budaya, agama dan politik, sulit untuk menentukan awal sebenarnya.
Dahulu kala, Mesir terbagi dalam dua bagian, yaitu Mesir Bawah (Lower Egypt),
merupakan hilir Sungai Nil, yang terletak di Utara dekat Laut Tengah, dan Mesir
Atas (Upper Egypt), yang terletak di Selatan lebih dekat hulu Sungai
Nil.Sekitar 3000 SM, pada
awal Zaman Perunggu, raja Mesir Atas menaklukan raja Mesir Bawah dan membuat
Mesir menjadi satu kerajaan, yang disebut Mesir.Pemimpin kerajaan ini kemudian
disebut Firaun (Pharoh).Menurut
tradisi Mesir Kuno, raja pertama yang memerintah atas seluruh Mesir adalah seorang
yang bernama Menes.[1]
B. Periode
Kerajaan Tua (Old Kingdom)
Lahirnya kerajaan Mesir Tua setelah Menes
berhasil mempersatukan Mesir Atas dan Mesir Bawah. Sebagai pemersatu, ia diberi
gelar Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota kembar.
Kerajaan Mesir Tua disebut zaman Piramida,
karena pada masa inilah dibangun piramida-piramida terkenal, misalnya piramida
Saqqarah dari Firaun Joser.Piramida di Gizeh adalah makam Firaun Cheops,
Chifren dan Menkawa.Firaun
terakhir di Kerajaan Lama adalah Pepi II, yang baru berusia enam tahun ketika
dinobatkan sebagai Firaun. Ibunya, Ankhesenpepi II, barangkali adalah yang
sebenarnya memegang kekuasaan atas nama putranya. Ia kemungkinan telah terbiasa
pada gagasan mengenai perempuan yang berkuasa. Ibu Ankhesenpepi II, Nebet,
menjadi wazir bagi kakek Pepi II, Pepi I. Ankhesenpepi II mungkin berkuasa
hingga Pepi II tumbuh dewasa, atau setelah ia meninggal. Setelah kematiannya,
Pepi II secara berangsur-angsur kehilangan kekuasaannya, dan orang-orang kaya
lainnya di Mesir mulai mengendalikan wilayah mereka sendiri layaknya raja.Ini
disebut Periode Peralihan Pertama.
C. Periode
Peralihan Pertama
Pada kira-kira tahun 2134-2040 SM yang
digolongkan sebagai Periode Peralihan Pertama, kekuasaan para firaun mengalami
penurunan. Runtuhnya kerajaan Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500
SM pemerintahan mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya
dari Asia Kecil melancarkan serangan ke Mesir.Para bangsawan banyak yang
melepaskan diri dan ingin berkuasa sendiri-sendiri.Akhirnya, terjadilah
perpecahan antara Mesir Hulu dan Mesir Hilir.Mungkin karena selama puluhan
tahun aliran sungai Nil amat berkurang dan terjadi bencana lapar.Dan sekali
lagi Mesir dibagi menjadi dua kerajaan.
D. Periode
Kerajaan Tengah (Middle Kingdom)
Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya
Sesotris III.Ia berhasil memulihkan persatuan dan membangun kembali Mesir. Tindakannya antara lain; membuka tanah pertanian, membangun
proyek irigasi, pembuatan waduk dan lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan
serta membuka hubungan dagang dengan Palestina, Syiria, dan pulau Kreta.
Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah ke selatan sampai Nubia (kini Ethiopia).Kemakmuran
di masa Kerajaan Tengah tidak begitu lama.Pemerintahan anak lelaki Senurset
III, Amenemhet III, merupakan masa akhir puncak kejaayaan Kerajaan Lama.
Setelah ia meninggal, kekuasaan Fir’aun untuk mempertahankan negerinya dari
serbuan bangsa luar semakin lemah[2].
Kesulitan yang terkait dengan pergantian
kekuasaan merupakan salah satu factor yang melemahkan Kerajaan Lama. Amenemhet
III selama empat puluh lima tahun.
Setelah ia meninggal, penggantinya, Amenemhet IV merupakan seorang pria
yang tua, meninggal hampir seketika ia dimahkotai, dan istrinya, Ratu
Sobeknefru, menggantikanya. Dalam tradisi masyarakat Mesir kuno, duduknya
seorang wanita di atas takhta adalah sebuah tanda adanya suatu kesulitan serius
di istana[3].
Manetho memulai suatu dinasti baru setelah Ratu
Sobeknefru, karena tidak adanya pewaris laki-laki di kalangan istana.Raja yang
naik tahta untuk mengawali Dinasti Ketiga Belas adalah seorang yang tidak
jelas, layaknya banyangan yang didukung oleh segelintir orang.Kemudian terjadi
kerusuhan di berbagai wilayah bagian Mesir.Runtuhnya benteng pembatas antara
Delta dengan daerah orang Asia di timur menjadi factor utama masuknya bangsa
Semit Asia ke Mesir.Awalnya bangsa Semit Asia menetap bersama dengan orang
Mesir, sebagian ada yang mengembara.Sekitar tahun 1720, sekawanan pengembara
menyerbu dan membakar sebagian Memphis, ibu kota Mesir yang lama.[4]Mereka
berperang dengan kuda dan kereta, suatu keunggulan yang mengimbangi jumlah
mereka yang kecil.
Seiring melemahnya kekuatan Dinasti Ketiga
Belas, munculah dinasti baru di Mesir, yaitu Dinasti Keempat Belas.Sekitar tiga
puluh tahun kemudian, munculah dinasti baru di samping Dinasti Ketiga Belas dan
Keempat Belas, yaitu Dinasti Kelima Belas.Raja dinasti ini bernama Sheshi,
dengan cepat ia membangun sebuah bala tentara dan mulai memperluas wilayah. Dua
puluh tahun Dinasti Kelima Belas lahir, mereka dapat menghancurkan Dinasti
Ketiga Belas dan Empat Belas. Menurut Manetho, Sheshi adalah seorang yang
asing, ia dan para pengikutnya berasal dari sebuah suku yang disebut “Pangeran
Gurun”, atau Hykau-khoswet; orang
Hyksos.[5]Matetho
juga menganggap bahwa orang-orang Hykos juga misterius, tak banyak informasi
mengenai kapan orang-orang Hyksos mulai memasuki wilayah Mesir.[6]Dengan
hancurnya Dinasti Ketiga Belas oleh serangan mendadak bangsa Hyksos menjadikan
masa pemerintahan Kerajaan Tengah runtuh.
E.
Periode Peralihan Kedua
Kira-kira tahun 1640-1532 SM yang disebut
Periode Peralihan Kedua, kekuasaan dialihkan ke beberapa raja lokal.Kekuatan
Mesir pada saat itu berada di Thebes, karena selama periode Pertengahan Kedua, bangsa Hyksos dari utara
menginvasi Mesir dan menguasai Mesir Bawah untuk sementara waktu[7]. Raja Hyksos kelima, Apepi I ingin
melakukan penyerang ke wilayah Thebes yang saat itu diperintah oleh Sequenere.[8]
Saat pertempuran terjadi, Seaquenere terbunuh dan pasukan Thebes mundur. Untuk
mengisi kekosongan, anak Sequenere, Kahmose naik tahta dan mulai membuat
rencana untuk membalas kematian ayahnya.Dan Sekitar 1500 SM, Raja dari Thebes
Kahmose lalu kemudian saudaranya, Ahmose secara berangsur angsur berhasil
mengusir bangsa Hyksos dari Mesir.Ahmose memerlukan dua puluh tahun untuk
merebut kembali Mesir Hilir.Ia tidak menikmati kedudukanya sebagai raja seluruh
Mesir untuk waktu yang lama. Tetapi berkat jasanya, Mesir dapat disatukan
kembali dalam satu negara yang disebut Kerajaan Baru.
F. Periode
Kerajaan Baru (New Kingdom)
Pada tahun 1532 SM Kerajaan Baru dimulai ketika
raja pertama Dinasti Kedelapan Belas, Ahmose I, menyelesaikan pengusiran Hyksos
dari Mesir, yang telah dimulai oleh saudaranya Kahmose. Sepanjang Dinasti
Kedelapan Belas, orang Mesir mulai menggunakan istilah Firaun.
Dalam susunan pemerintahan di Mesir, Raja disebut
Firaun.Ia menempati puncak kekuasaan yang dipegangnya secara mutlak. Ia juga
dianggap sebagai dewa. Segala segi kehidupan di Mesir diatur
dengan Firaun.[9]
Banyak perluasan kerajaan dilakukan.Mesir di
bawah Dinasti Kedelapan Belas mengawasi suatu area yang meluas ke selatan, ke
tempat yang kini disebut Sudan, dan ke timur, ke wilayah Timur Tengah.Dinasti
Kesembilan Belas, Thutmosis I, berhasil menguasai Mesopotamia yang
subur.Dinasti Kedua Puluh, Thutmosis III, merupakan raja terbesar di
Mesir.Batas wilayah kekuasaannya di timur sampai Syria, di selatan sampai
Nubia, di barat sampai Lybia dan di utara sampai pulau Kreta dan Sicilia.
Karena tindakannya tersebut, ia diberi gelar “Napoleon dari Mesir”. Thutmosis
III juga dikenal karena memerintahkan pembangunan Kuil Karnak dan Luxor.
Setelah pemerintahan Thutmosis III, maka pemerintahan dilanjutkan oleh
Amenhotep IV, kaisar ini dikenal memperkenalkan kepercayaan yang bersifat
Monotheis, yaitu hanya menyembah Dewa Aton (dewa matahari) yang merupakan roh dan
tidak berbentuk. Dan pemerintahan terakhir dipimpin oleh Ramses II, ia dikenal
membangun bangunan besar bernama Ramesseum dan Kuil serta makamnya di Abu
simbel. Ia juga pernah memerintahkan penggalian sebuah terusan yang
menghubungkan daerah sungai Nil dengan Laut Merah, namun belum berhasil.[10]
Tiap dinasti sebetulnya jarang puas
dengan kekuasaan dan kekayaannya.Akibat kerakusan itu mereka mulai berperang
dan memperluas wilayah.Bangsa-bangsa yang menempati wilayah selatan, utara,
barat, dan timur dijajah, dirampas hartanya dan rakyatnya dipakai sebagai
budak.Dan juga serbuan bangsa dari luar memperparah kondisi Mesir yang saat itu
lemah karena tidak mempunyai pengganti yang sepadan setelah di tinggal oleh
Ramses II.Akhirnya serangan tersebut mengakhiri masa Dinasti Kesembilan Belas
di Mesir.Tetapi Mesir kembali kondusif setelah Setnakhte naik tahta.[11]Ia
memimpin bala tentara untuk menyerbu orang-orang yang menerobos masuk melalui
Delta.
Setelah ia meninggal, Setnakhte dogantikan oleh
anaknya yang mengambil nama Ramses III. Pada awal mula pemerintahanya, Ramses
III tidak mengalami permasalahan yang serius dalam mengurus negerinya. Tetapi
saat tahun kelimanya memerintah, ia direpotkan dengan serangan dari suku-suku
Libya, dan yang paling serius adalah serangan aliansi dari suku-suku Afrika dan
para pelaut bayaran (Mycenas)yang
jumlahnya sangat besar. Tetapi tentara Ramses III dapat mengalahkan pasukan
aliansi dengan baik.[12]
G. Periode
Akhir
Kekuatan Mesir tidak disegani lagi oleh
bangsa-bangsa lain. Bahkan Mesir berhasil dijajah dan dikuasai oleh beberapa
bangsa; Nubia, Assyria, Persia, dan Yunani (Macedonia).
Tahun 332 SM, Raja Macedonia, Alexander Agung
menaklukkan Mesir dan memasukannya ke dalam Kerajaan Hellenistiknya.Ketika
Alexander meninggal tahun 332 SM, temannya, Jendral Ptolemeus menjadi gubernur
Mesir. Pada 305 SM, ia menjadi raja Mesir, dengan begitu didirikanlah dinasti
firaun Ptolemeus. Para penguasa Hellenistik memegang kekuasaan di Mesir selama
hampir 300 tahun.Pada masa terakhir pemerintahan dinasti Ptolemeus, Mesir
diperintah oleh seorang firaun perempuan, Cleopatra VII.[13]
H.
Kekuasaan Romawi (30 SM-700 M)
Ketika
Julius Caesar memperoleh kekuasaan di Romawi, sekitar 50 SM, para Firaun
Ptolemeus, yaitu para raja Mesir dari etnis Yunani, amat sangat lemah dibanding
Romawi.
Ketika Julius Caesar mengunjungi Mesir, ratu Mesir Ptolemeus, Kleopatra VII, meminta Caesar membantunya dalam perang saudara melawan saudara sekaligus suaminya yang masih remaja, Ptolemeus XIII.Julius Caesar setuju dan membantu Kleopatra berkuasa, tapi kemudian menempatkan pasukan Romawi di Mesir, serta membawa Kleopatra ke Roma sebagai kekasih.Ketika Julius Caesar dibunuh di Roma pada 44 SM, Kleopatra pulang ke Mesir bersama pemimpin Romawi lainnya, Marcus Antonius, yang kemudian menjadi kekasih Kleopatra.Kleopatra memerintah Mesir selama empat belas tahun, memperoleh empat anak dan memimpin negaranya dengan sukses sambil melakukan manuver-manuver politik terhadap Romawi supayaMesir bisa tetap merdeka.
Ketika Julius Caesar mengunjungi Mesir, ratu Mesir Ptolemeus, Kleopatra VII, meminta Caesar membantunya dalam perang saudara melawan saudara sekaligus suaminya yang masih remaja, Ptolemeus XIII.Julius Caesar setuju dan membantu Kleopatra berkuasa, tapi kemudian menempatkan pasukan Romawi di Mesir, serta membawa Kleopatra ke Roma sebagai kekasih.Ketika Julius Caesar dibunuh di Roma pada 44 SM, Kleopatra pulang ke Mesir bersama pemimpin Romawi lainnya, Marcus Antonius, yang kemudian menjadi kekasih Kleopatra.Kleopatra memerintah Mesir selama empat belas tahun, memperoleh empat anak dan memimpin negaranya dengan sukses sambil melakukan manuver-manuver politik terhadap Romawi supayaMesir bisa tetap merdeka.
Akan
tetapi, dalam perang saudara antara keponakan Julius Caesar, Kaisar Augustus,
melawan Marcus Antonius, pihak Mesir yang dipimpin Antonius dan Kleopatra
mengalami kekalahan.Mereka bunuh diri (atau dibunuh) pada 30 SM, dan setelah
itu Mesir dikuasai penuh oleh Romawi.Romawi menganggap Mesir amat berharga
karena daerah tersebut amat subur dan menghasilkan begitu banyak bahan
pangan.Sejumlah banyak makanan, terutama gandum (untuk dibuat menjadi roti),
dikirim dari Mesir ke Roma sebagai pajak dalam kapal-kapal besar. Untuk
memudahkan pengumpulan dan pengiriman pajak ini, Romawi mendirikan pemerintahan
bergaya Romawi di Mesir,
Sekitar
300-400 M, sebagian besar orang Mesir menerima agama Kristen. Ada petikaian
mengenai jenis Kristen apa, entah Arian atau Katolik, yang dianggap benar di
Mesir.
Setelah Roma ditaklukan oleh Ostrogoth pada 476 M, pengiriman gandum dari Mesir dialihkan ke ibukota baru Romawi di Konstantinopel, dekat Laut Hitam, di tempat yang kini menjadi Turki. Romawi menguasai Mesir hingga sekitar 700 M, selama kira-kira 700 tahun, hingga bangsa Arab menyerbu dan menaklukan Mesir.
Setelah Roma ditaklukan oleh Ostrogoth pada 476 M, pengiriman gandum dari Mesir dialihkan ke ibukota baru Romawi di Konstantinopel, dekat Laut Hitam, di tempat yang kini menjadi Turki. Romawi menguasai Mesir hingga sekitar 700 M, selama kira-kira 700 tahun, hingga bangsa Arab menyerbu dan menaklukan Mesir.
Peninggalan
Mesir Kuno
a) Tulisan
Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang
disebut Hieroglyph berbentuk gambar.Tulisan hieroglyph ditemukan di dinding
piramida, tugu obelisk[14]maupun
daun papirus.Huruf hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk
manusia, hewan dan benda-benda.Setiap lambang memiliki makna.Tulisan ini
kemudian berkembang menjadi lebih sederhana yang dikenal dengan tulisan hieratic
[15]dan
demotis[16].Huruf-huruf
Mesir itu semula menimbulkan teka-teki karena tidak diketahui maknanya.Secara
kebetulan ketika Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799, salah satu anggota
pasukannya menemukan batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta.
Batu itu kemudian dikenal dengan nama batu
Rosetta yang memuat inskripsi dalam tiga bahasa. Dengan terbacanya isi batu
Rosetta, terbukalah tabir mengenai pengetahuan Mesir kuno yang kita kenal
sampai sekarang.Selain di batu, tulisan Hieroglyph juga ditemukan di kertas
yang terbuat dari batang papirus.
b) Sistem
Kalender
Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender
bulan berdasarkan siklus peredaran bulan selama 29,5 hari. Karena dianggap
kurang tetap, kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan
bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun
adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu
12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari.
Penghitungan kalender Mesir dengan sistem Solar
kemudian diadopsi oleh bangsa Romawi menjadi kalender Romawi dengan sistem
Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan sistem lunar
menjadi tarik Hijrah.
c)
Seni bangunan (Arsitektur)
Dari peninggalan bangunan-bangunan yang masih
bisa disaksikan sampai sekarang menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki
kemampuan yang menonjol di bidang matematika, geometri dan arsitektur.
Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah
piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan.Piramida
dibangun untuk tempat pemakaman Firaun.Arsitek terkenal pembuat piramida adalah
Imhotep.Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil
kecil di bagian luarnya.[17]
Piramida terbesar adalah makam raja Cheops,
yang tingginya mencapai 137 meter di Gizeh. Selain Cheops, di Gizeh juga
terdapat piramida Chefren dan Menkaure. Di Saqqara juga terdapat piramida
firaun Joser.
Selain piramida, bangunan Mesir biasanya
besar-besar.Yang khas ialah kuil untuk bermacam-macam dewa.Tiang-tiang kuil itu
besar-besar, yang kelak terlihat pengaruhnya pada seni bangunan Yunani. Kuil
terbesar dan terindah adalah kuil Karnak untuk pemujaan Dewa Amon Ra. Kuil
Karnak panjangnya ±433 meter, tiang-tiangnya setinggi 23,5 meter dengan
diameter ±6,6 meter. Tembok, tiang dan pintu gerbang dipenuhi dengan lukisan
dan tulisan yang menceritakan pemerintahan raja.
Daftar Pustaka
Clarke, Somers; R. Engelbach ,1990, Ancient
Egyptian Construction and Architecture. New York, Dover Publications.
Redford, Donald B., 1992 ,Egypt, Canaan, and Israel in Ancient Times, United Kingdom, Princeton University
Press.
Shaw, Ian, 2003, The Oxford
History of Ancient Egypt, United Kingdom, Oxford University Press.
Tim BSB (Belajar
Sambil Bermain),2011, Sekilas Sejarah Dunia, Bali : Yayasan Gemah Ripah.
Tyldesley, Joyce A.,
2001, Ramesses: Egypt's greatest pharaoh, Harmondsworth, England:
Penguin .
Wise
Bauer,Susan,2015, Sejarah Dunia
Kuno: Dari Cerita Cerita Tua Hingga Jatuhnya Roma Jakarta, PT Elex
Media Komputindo.
[1]Ian
Shaw”The Oxford History of Ancient Egypt”(England: Oxford University
Press, 2003),hal.78-80
[2] Susan Wise Bauer, “Sejarah
Dunia Kuno: Dari Cerita Cerita
Tua Hingga Jatuhnya Roma” ( Jakarta, PT Elex Media Komputindo ,2015) hal,
197
[3]Ibid, hal. 197
[4]Ibid, hal. 198
[5]Ibid, hal. 198
[6] Donald B. Redford, “Egypt, Canaan, and Israel in Ancient Times”
(United Kingdom, 1992) hal,98-99.
[7]Ibid, hal. 201
[8] Susan Wise Bauer, “Sejarah
Dunia Kuno: Dari Cerita Cerita
Tua Hingga Jatuhnya Roma” ( Jakarta, PT Elex Media Komputindo, 2015) hal
201
[9]Tim
BSB (Belajar Sambil Bermain),Sekilas Sejarah Dunia, (Bali : Yayasan
Gemah Ripah, 2011), hal. 34
[10]Joyce
A Tyldesley. “Ramesses: Egypt's greatest pharaoh”(Harmondsworth,
England: Penguin ,2001) hal. 76–77
[11] Susan Wise Bauer, “Sejarah
Dunia Kuno: Dari Cerita Cerita
Tua Hingga Jatuhnya Roma” ( Jakarta, PT EleX Media Komputindo, 2015) hal,
309
[12]Ibdi, hal .311
[13]Tim
BSB (Belajar Sambil Bermain),Sekilas Sejarah Dunia, (Bali : Yayasan
Gemah Ripah, 2011), hal. 34-35
[14]Obelisk
yaitu tugu batu yang tinggi dan ujungnya runcing untuk pemujaan
[17]SomersClarke, R. Engelbach, “Ancient Egyptian
Construction and Architecture”. (New
York: Dover Publications ,1990), hal 94-97
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.org